Learning Loss Sebuah Keniscayaan Pasca Covid 19

Buku Learning Loss di tulis oleh Prof. Dr. Adam Malik, M. Pd. Dr. Muhammad Minan Chusni, M.Pd.Si. Mujib Ubaidillah, M.Pd. yang bertujuan sebagai panduan untuk memahami dan merespons tantangan learning loss, yang tidak hanya berdampak pada siswa sekolah dasar dan menengah, tetapi juga pada mahasiswa perguruan tinggi.

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak akhir 2019 telah membawa dampak besar di berbagai sektor kehidupan, termasuk Pendidikan (Prasetya et al., 2021). Perubahan drastis pada sistem pembelajaran dari tatap muka menjadi daring (online) mengubah dinamika pendidikan secara signifikan di Indonesia (Wijoyo et al., 2021). Perguruan tinggi, sebagai salah satu institusi pendidikan yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan berkualitas dan berdaya saing global, menghadapi tantangan besar dalam menjaga kesinambungan pembelajaran dan memastikan kompetensi mahasiswa tetap terjaga. Istilah learning loss menjadi isu yang tidak dapat diabaikan

Learning loss merujuk pada penurunan atau hilangnya pencapaian pembelajaran yang seharusnya diperoleh siswa atau mahasiswa akibat gangguan dalam proses pendidikan. Fenomena ini mencakup tidak hanya aspek akademik, tetapi juga aspek psikologis, sosial, dan profesional (Ramadhaningsih, 2024). Learning loss memiliki karakteristik berbeda di tingkat perguruan tinggi dibandingkan pendidikan dasar atau menengah. Hal ini melibatkan mahasiswa yang lebih mandiri serta kompleksitas kurikulum yang lebih tinggi (Anggraena et al., 2022). Oleh sebab itu, memahami dan mengatasi learning loss di perguruan tinggi menjadi prioritas penting dalam upaya pemulihan pasca-pandemi.

Pentingnya pembahasan mengenai learning loss di perguruan tinggi tidak hanya berangkat dari dampaknya pada hasil pembelajaran, tetapi juga pada implikasinya terhadap kualitas lulusan. Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab besar dalam mempersiapkan mahasiswa sebagai tenaga kerja yang kompeten dan berintegritas di masa depan. Jika learning loss tidak ditangani dengan baik, dikhawatirkan akan terjadi penurunan kualitas lulusan yang berujung pada melemahnya daya saing bangsa di tingkat global. Negara dengan jumlah mahasiswa besar seperti Indonesia menghadapi tantangan unik dalam memastikan setiap individu mendapatkan kesempatan belajar setara dan berkualitas meskipun dalam situasi darurat.

Faktor-faktor yang menjadi penyebab learning loss di perguruan tinggi selama pandemi meliputi keterbatasan akses teknologi, kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa, serta tantangan dalam menjaga motivasi belajar. (Hadiati et al., 2024). Mahasiswa dari daerah terpencil sering kali mengalami kendala teknis, seperti koneksi internet yang tidak stabil atau kurangnya perangkat pembelajaran yang memadai (Hariyadi et al., 2019; Parsada et al., 2024). Selain itu, tekanan psikologis akibat pandemi juga memengaruhi kemampuan mahasiswa untuk berkonsentrasi dan menyerap materi pembelajaran secara optimal (Winata, 2021). Hal ini diperparah dengan minimnya adaptasi terhadap metode pembelajaran baru yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa (Argaheni, 2020).

Dampak learning loss di perguruan tinggi tidak hanya terbatas pada pencapaian akademik. Mahasiswa juga mengalami tekanan psikologis yang dapat menghambat perkembangan kognitif dan emosional mereka (Nurafida et al., 2023). Ketidakpastian selama pandemi, ditambah dengan isolasi sosial, telah menciptakan tantangan besar bagi kesejahteraan mental mahasiswa (Natsir et al., 2024). Secara sosial, hilangnya pengalaman belajar bersama, baik melalui kegiatan akademik maupun ekstrakurikuler, memengaruhi kemampuan mahasiswa untuk membangun jaringan profesional yang esensial dalam dunia kerja (Dewi, 2024).

Permasalahan ini memerlukan pendekatan yang sistematis dan kolaboratif untuk diatasi. Buku ini membahas berbagai dimensi learning loss di perguruan tinggi, mencakup konsep dasar, dampak LEARNING LOSS : Sebuah Keniscayaan Pasca Covid 19 | 3 yang ditimbulkan, hingga strategi untuk mengatasinya. Setiap bab dirancang untuk memberikan pemahaman yang mendalam sekaligus menawarkan solusi praktis yang dapat diterapkan oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk dosen, mahasiswa, dan pengelola perguruan tinggi.

Buku ini dtulis sebagai panduan dan referensi bagi semua pihak yang terlibat dalam pendidikan tinggi untuk memahami kompleksitas learning loss serta mencari solusi efektif. Buku ini diharapkan memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pemulihan pendidikan di era pasca-pandemi melalui pendekatan berbasis data, pengalaman nyata, dan rekomendasi praktis. Pembaca diajak untuk mengeksplorasi tidak hanya permasalahan yang ada, tetapi juga potensi dan harapan dalam membangun kembali sistem pendidikan tinggi yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

Buku ini mengulas secara mendalam tentang fenomena learning loss yang dialami mahasiswa, berbagai metode pengukurannya, serta langkah-langkah strategis yang dapat diambil untuk menanggulanginya. Selain itu, buku ini membahas berbagai instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur learning loss, dari tes standar hingga wawancara, serta menyajikan temuan-temuan lapangan yang menggambarkan tantangan yang dihadapi para dosen dan mahasiswa.

Proses penulisan buku ini tidak lepas dari dukungan dan inspirasi dari berbagai pihak. Penulis haturkan terima kasih kepada rekan, mahasiswa, serta semua pihak yang berkontribusi dalam penelitian dan penyusunan buku ini. Harapan penulis, buku ini dapat menjadi sumber inspirasi dan wawasan bagi para pembaca baik para pendidik, pengambil kebijakan, maupun masyarakat umum yang peduli pada dunia pendidikan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *